Awal penjelajahan bangsa Portugis adalah Afrika Utara di bawah pimpinan Pangeran Don Henrique (digelari Henri Pelaut) dan berhasil menguasainya pada tahun 1415. Menyusul seorang pelaut lain, Bartholomeuz Diaz dengan menyusuri pantai barat Afrika dan tiba di ujung selatan Afrika. Di tempat itu, ia diserang oleh angin topan yang besar sekali sehingga ia tidak dapat meneruskan pelayarannya (1486-1487). Raja Portugis menamakan ujung selatan Afrika itu sebagai Tanjung Harapan (1486).
 |
| Bartholomeuz Diaz |
 |
| Pangeran Don Henrique |
Pada tahun berikutnya, Vasco Da Gama berhasil melalui Tanjung Harapan dan meneruskan pelayarannya ke pantai timur Afrika hingga sampai di Kalikut, pantai barat India (1498). Tibanya bangsa Portugis di India (Asia) untuk berdagang merupakan usaha dagang yang kecil sekali dibandingkan dengan kongsi-kongsi dagang di India, Arab dan Tiongkok. Oleh karena itu, keunggulan persenjataan selama perang salib mereka pergunakan untuk menduduki bandar-bandar dan menguasai jalur-jalur pelayaran terutama yang dikuasai Islam.
 |
| Vasco Da Gama |
Dari Kalikut, bangsa Portugis dapat merebut Goa (1510). Langkah berikutnya adalah merebut bandar Malaka dari penguasa Islam, Sultan Mahmud Shah. Dengan mengerahkan 19 kapal yang berkekuatan 800 orang prajurit di bawah Al Fonso D'Albuquerque, Malaka berhasil dikuasai pada tahun 1511.
 |
| Sultan Mahmud Shah |
 |
| Al Fonso D'Albuquerque |
Setelah Malaka ditaklukkan, barulah Portugis mengetahui bahwa sebenarnya bukan Malaka sumber rempah-rempah, tetapi Maluku. Pada tahun 1512, dikirimkan rombongan ke Maluku yang diterima oleh Raja Ternate dengan baik karena Ternate saat itu sedang bersaing dengan Tidore. Pada tahun 1521, dengan tipu muslihat bangsa Portugis dapat merebut bandar Macao yang terletak di pantai Tiongkok.
Setelah berhasil menguasai bandar-bandar tersebut, maka barang-barang dagangan dari Asia tiba di Lisabon, ibu kota Portugis dengan selamat. Kedudukan kota Venesia dan Genova digantikan oleh kota Lisabon.
